Senin, 07 April 2014

Masjid Agung An-Nur Pekanbaru


 


Masjid Agung An-Nur

 




 Masjid Agung An Nur merupakan sebuah masjid yang terletak di Pekanbaru, Indonesia. Masjid ini dibangun pada tahun 1963 dan selesai pada tahun 1968. Masjid yang di ibukota Provinsi Riau, Pekanbaru tersebut saat ini merupakan salah satu yang termegah di Indonesia. Dilihat dari sisi bangunannya, masjid banyak mendapat pengaruh dari gaya arsitektur Melayu, Turki, Arab dan India....

 

Sejarah


Mesjid Agung An Nur berdiri tanggal 27 Rajab 1388 H atau bertepatan dengan tanggal 19 Oktober 1968, Masjid Agung An-Nur diresmikan oleh Arifin Ahmad, Gubernur Riau waktu itu dan tahun 2000 pada masa gubernur Saleh Djasit mesjid ini direnovasi secara besar-besaran.
Masjid Agung An-Nur Riau yang kita saksikan begitu megah saat ini bukanlah bangunan asli hasil pembangunan tahun 1966 dan diresmikan tahun 1968. Tapi merupakan bangunan hasil renovasi total dan pembangunan kembali dari masjid Agung An-Nur yang lama. Di pergantian milenium tahun 2000 lalu, pada saat Riau dibawah kepemimpinan gubernur Shaleh Djasit, Masjid Agung An-Nur yang lama di rombak total ke bentuknya saat ini.
Dari pembangunan tahun 2000 tersebut luas lahan masjid ini bertambah tiga kali lipat dari sebelumnya yang hanya seluas 4 hektar menjadi 12.6 hektar. Luasnya lahan masjid baru ini memberikan keleluasaan bagi penyediakan lahan terbuka untuk publik Pekanbaru termasuk di dalamnya kawasan taman nan hijau dan lahan parkir yang begitu luas.
Dalam sejarahnya Masjid Agung An-Nur pernah menjadi kampus bagi Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Syarif Kasim Pekabaru di awal pendiriannya hingga tahun 1973. IAIN Sultan Syarif Kasim kini Menjadi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN SUSKA) Pekanbaru..


Arsitektur

Masjid Agung An-Nur Riau di Pekanbaru ini disebut disebut sebagai Taj Mahalnya propinsi Riau. Bila kita amati arsitektural masjid Agung An-Nur memang memiliki beberapa kesamaan dengan Taj Mahal. Arsitektur Masjid ini dirancang oleh Ir. Roseno dengan ukuran 50 X 50 m yang terletak dalam satu pekarangan yang luasnya 400 X 200 m. Kapasitas masjid dapat menampung sekitar 4.500 orang jamaah. Bangunan masjid terdiri dari tiga tingkat. Tingkat atas digunakan untuk sholat, dan tingkat bawah untuk kantor dan ruang pertemuan.


Masjid ini mempunyai tiga buah tangga, 1 buah tangga di bagian muka dan 2 buah tangga di bagian samping. Di bagian atas terdiri dari 13 buah pintu dan bagian bawah terdiri dari 4 buah pintu dan mempunyai..





kamar-kamar yang besar dan sebuah aula. Sedangkan tulisan kaligrafi yang terdapat dalam ruangan masjid ini ditulis oleh seorang kaligrafer bernama Azhari Nur dari Jakarta yang ditulis pada tahun 1970.
 Lantai bawah masjid merupakan sekretariat pengurus masjid, manajemen, remaja masjid serta ruang ruang kelas tempat pelaksanaan pendidikan Islam. Masjid Agung An-Nur Riau juga dilengkapi dengan eskalator penghubung antara lantai satu dan dua. Di halaman masjid Agung An-Nur Riau merupakan lapangan luas..
 Masjid Agung An Nur juga dilengkapi oleh bermacam fasilitas seperti pendidikan mulai dari playgrup, TK, SD, SMP & SMA, perpustakaan yang lengkap dan fasiltas lain seperti aula dan ruang pertemuan, ruand kelas dan ruang ruang kantor..

 Dan Perkarangan yang luas persies seperti bangunan "Masjid Taj mahal" yang ada di India


sungguh mengagumkan inilah Taj Mahalnya INDONESIA







LETAK DAN SEJARAHNYA

Masjid Agung An-Nur terletak dalam wilayah kecamatan kota Pekanbaru Kota yang berbatasan dengan wilayak sebagai berilkut:
- Sebelah Utara dengan Jl. Sisingamangaraja
- Sebelah Selatan dengan Jl. Hang Tuah
- Sebelah Barat dengan Jl. Syekh Burhanuddin dan
- Sebelag Timur dengan Jl. Sultan Syarif Qasim
Seiring dengan perkembangan kota dan berkembangnya penduduk maka Pemerintah Daerah Tingkat I Riau merencanakan mendirikan Masjid Agung An-Nur tepatnya pada tahun 1963. Sebagai pelaksana pembangunan adalah CV. Waskita Karya. Karena belum selesai, dilanjutkan oleh CV. Sakijo pada tahun 1966 dan direksinya dari Dinas PU Kotamadya yang dimulai pada masa pemerintahan Gubernur Riau Kaharuddin Nasution.
Arsitektur Masjid ini dirancang oleh Ir. Roseno dengan ukuran 50 X 50 m yang terletak dalam satu pekarangan yang luasnya 400 X 200 m. Kapasitas masjid dapat menampung sekitar 4.500 orang jamaah. Bangunan masjid terdiri dari tiga tingkat. Tingkat atas digunakan untuk sholat, dan tingkat bawah untuk kantor dan ruang pertemuan.
Masjid ini mempunyai tiga buah tangga, 1 buah tangga di bagian muka dan 2 buah tangga di bagian samping. Di bagian atas terdiri dari 13 buah pintu dan bagian bawah terdiri dari 4 buah pintu dan mempunyai kamar-kamar yang besar dan sebuah aula.
Sedangkan tulisan kaligrafi yang terdapat dalam ruangan masjid ini ditulis oleh seorang kaligrafer bernama Azhari Nur dari Jakarta yang ditulis pada tahun 1970.
Pada tanggal 27 Rajab 1388 H atau 19 Oktober 1968 bertepatan dengan peringatan Israk Mikraj Nabi Besar Muhammad saw, Masjid Agung An-Nur diresmikan oleh Gubernur Riau pada waktu itu Arifin Ahmad.
Pada kesempatan itu Gubernur juga mengangkar pengurus masjid yaitu:
1. H. Nur Rauf dari staf Kantor Gubernur yang bertugas mengelola bidang fisik.
2. H. Nurdin Abdul Jalil dari Kepala Departemen Agama Provinsi sebagai pengelola imarah masjid.

Kemudian dari kepenegurusan ini dibentuk pula petugas-petigas masjid yaitu:
1. Imam: H. Tamim Ibrahim (1968-1969), Abdul Jalil Manaf 1970-1977, H. Junaidi A. A. (1971), dan M. Yusuf (1968-1974).
2. Bilal: Amir MZ (1968-1973), Khalil Yahya (1968-1969), Abdul Wahab (1968-1969), Mahadi S (1979), Mas`ari (1970-1971).

AKTIFITAS PENGURUS

Pada tahun 1974 dibentuk pengurus Masjid Agung An-Nur yang baru sesuai dengan keputusan Walikota Pekanbaru tanggal 16 Agustus 1974 No. SK.53/HUK-VII/1974 dan berdasarkan keputusan Gubernur KDH Tk. I Provinsi Riau tanggal 11 Juni 1974 tentang pembentukan pengurus Masjid Agung An-Nur Pekanbaru.



Dalam perjalanannya kepengurusan masjid mengalami pergantian seiring dengan periodesasi kepengurusannya. Begitu juga dengan fungsi masjid sebagai pusat peribadatan seperti tempat sholat lima waktu, sholata Idul Fitri dan Idul Adha dan kegiatan umat lainnya yang merupakan bentuk-bentuk pengimarahan masjid. Di antara kegiatan-kegiatan tersebut seperti:
Pengajian. Kegiatan pengajian mempunyai dua bentuk yaitu ceramah dan membaca Al-Quran. Ceramah dilakukan secara harian setiap Maghrib dan Subuh. Ceramah mingguan dilaksanakan setiap hari Kamis, Sabtu dan Minggu sesudah sholat Ashar. Untuk kegiatan membaca Al-Quran terdiri dari membaca Al-Quran tingkat dasar setiap hari kecuali Minggu, dan memca Al-Quran berseni setiap hari Senin, Rabu dan Sabtu.
Pendidikan. Kegiatan pendidikan yang diselenggarakan berupa Kursus Agama setiap hari kecuali Minggu dan Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA).




Kesenian. Ada beberapa kegiatan seni yang ada di Masjid Agung seperti grup Qasidah, Rabbana, dan Berzanji Marhaban.
Sosial. Kegiatan sosial yang dikelola oleh Masjid antara lain: pengumpulan dan penyaluran hewan kurban, zakat, bantuan anak yatim, bantuan bencana alam, kunjungan dan bantuan kepada jamaah yang mengalami kemalangan dan kematian.



Disamping itu karena tata letak dan lingkungan Masjid Agung An-Nur yang asri dan segar, banyak khalayak yang berkunjung di halaman sekitar masjid untuk berekreasi dan berolah raga. Saat ini masjid Agung An-Nur Pekanbaru menjadi masjid Perovinsi Riau.

Selain itu juga terdapat mesjid nan megah dan indah serta termegah di Indonesia dan menjadi kebanggan bagi masyarakat pekanbaru, yakni Mesjid Agung An Nur. Mesjid Agung An Nur berdiri tanggal 27 Rajab 1388 H atau bertepatan dengan tanggal 19 Oktober 1968, Masjid Agung An-Nur diresmikan oleh Arifin Ahmad, Gubernur Riau waktu itu, dan pada masa gubernur Saleh Djasit mesjid ini direnovasi secara besar-besaran dengan daya tampung sekitar 3000 jamaah. Selain itu, Masjid Agung An-Nur mempunyai taman masjid yang terhampar luas dan tertata rapi, sehingga pengunjung dapat melakukan berbagai kegiatan di sana, seperti jogging, main bola, main badminton atau sekadar mencari suasana fresh. Pengunjung dijamin nyaman berada di sana, karena kawasan tersebut sangat bersih dan asri. Pengunjung tidak akan merasa kesepian karena tempat tersebut ramai dikunjungi, terutama pada sore hari dan Minggu pagi. Pada malam hari, kawasan itu dihiasi dengan cahaya dari lampu yang berwarna-warni, sehingga pengunjung seakan-akan berada di kawasan Taj Mahal India.

 Selain tempat wisata religi tersebut, masih banyak lagi tempat wisata yang ada di kota pekanbaru ini, seperti Taman Putri Kaca Mayang, Taman Rekreasi Danau Buatan Lembah Sari, Taman Rekreasi dan Kolam Pancing Alam Mayang, Bandar Seni Raja Ali Haji (Bandar Serai) atau MTQ, Kampung Tionghoa Melayu dan Pasar Bawah.... () -Satya Photo- ().........

Demikianlah untaian Informasi yang Ane Rangkup, dari berbagai  sumber.. Salah satunya WikiPediA ...

 salam Persahabatan Semoga Bermanfaat...